Luhut Siapkan Peta Jalan Pembangunan Berkelanjutan dan Energi Bersih
Indonesia berkomitmen untuk mendukung energi bersih dengan mengurangi emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2025 dengan menggunakan sumber daya dalam negeri.
Pemerintah terus mengupayakan terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan serta mewujudkan emisi nol bersih. Melalui Dialog Iklim Tingkat Tinggi Tri Hita Karana bertajuk Transisi Energi Bersih Indonesia dan Ambisi Iklim untuk Emisi Nol Bersih, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kesungguhan pemerintah dalam mewujudkan impian tersebut.
“Hari ini, kami ingin membahas tentang karbon dan energi bersih. Sampai saat ini, gugus tugas lintas kementerian kami sedang menyiapkan peta jalan NDC (Nationally Determined Contributions atau kontribusi yang ditentukan secara nasional) untuk Presiden,” sambut Menko Luhut dalam pertemuan yang diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting pada hari Kamis (15/4). Pertemuan ini juga turut menghimpun para pembuat kebijakan senior, lembaga pemikir, pengembang proyek, lembaga multilateral, serta investor untuk mencapai potensi energi terbarukan Indonesia.
Melalui kesempatan ini, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan menggunakan sumber daya dalam negeri dan hingga 41 persen dengan bantuan internasional, termasuk keuangan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas dengan skenario bisnis seperti biasa pada tahun 2030.
“Kami berencana mengurangi 198,27 juta ton pada tahun 2025 dan hingga 314 juta ton pada tahun 2030,” ungkap Menko Luhut. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa sektor energi menyumbang 11 dari 29 persen dalam NDC kami. Sektor tersebut berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sekitar 314 – 398 juta ton CO2 atau sekitar 38 persen pada tahun 2030 melalui energi terbarukan pengembangan, efisiensi energi, dan konservasi energi.
Luhut juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah merancang bauran energi nasional untuk dapat mencapai 23 persen dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050.
“Strategi energi terbarukan kami meliputi panas bumi, tenaga air, solar PV, bioenergi, dan angin. Kami berkomitmen untuk mempercepat pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia dan membuka calon investor untuk berpartisipasi dalam proyek energi terbarukan di masa depan,” ujarnya.
Sumber: https://katadata.co.id